Singgasana raja jingga
Berkisah seorang pujangga berkelana dunia dengan seutas tali, rumput dan batu yang dilewatinya merunduk seraya mengucap salam penuh cinta denganya, senyum tipis tak ada lelah mengisi parasnya yang lelah karena terus berjalan meskipun tertatih. Pada dedaunan pandan ia pun berhenti dan menunduk, tangis mata nya pun menetes secara perlahan, burung pipit, kenari mendekat di ranting pohon samping nya, menatap dalam pujangga tersebut. Angin kencang bersiap datang mengguncang di ujung jalan selatan, bersamaan dengan rintik air yang mulai berjatuhan, semakin dekat, pula deras, tetap dengan posisi yang sama pujangga itu tidak mengindahkan. Begitu pula kenari dan pipit yang sedari tadi memperhatikan. Sampai akhirnya pujangga tersebut basah kuyup dan hampir tersapu oleh kekuatan angin. Kali ini dengan raut wajah berbeda pujangga tersebut mendongak dan tersenyum, hujan pun reda dan angin pun pergi